Selasa, 13 Maret 2012

Tugas Pancasila 5



Pemerintah Harus Waspadai 3 Hal Di Tahun 2012

            Ada 3 hal penting yang harus diwaspadai oleh pemerintah yaitu pertama, memburuknya kondisi ekonomi dan keuangan global akibat berlarutnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat ( AS ) dan lambatnya pemulihan krisis Eropa. Dampaknya terhadap perekonomian domestik sudah terjadi sejak September dengan terjadinya pelarian modal asing, melemahnya rupiah, naiknya yield obligasi Pemerintah, sampai anjloknya harga saham yang sudah tersa sejak September 2011. Kedua, terjadinya perlambatan pertumbuhan sebagai dampak dari penurunan harga komoditas internasional yang berdampak pada penurunan kinerja ekspor dan investasi. Ekonomi Indonesia tahun mendatang akan sangat tergantung pada kemampuan memobilisasi kekuatan domestik. Ketiga, masih besarnya kebutuhan untuk penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan, jumlah pengangguran dan penduduk miskin masih relatif besar.
            Menyadari berbagai kemungkinan tersebut, Pemerintah pun dinilai perlu mengoptimalkan tiga potensi dan peluang yakni struktur ekonomi Indonesia yang masih berorientasi pada kekuatan permintaan domestik yang ditopang oleh kinerja sektor UMKM dan informal. Kemudian kuatnya fundamental ekonomi Indonesia dengan pasar dan sumber daya alam yang besar masih menjadi daya tarik bagi investasi ke depan, baik PMA maupun PMDN. Peluang ini semakin terbuka lebar dengan kenaikan peringkat Indonesia yang telah kembali manjadi investment grade sejak krisis pada 1997 – 1998. Dalam dua tahun terkhir jumlah PMA maupun PMDN, baik dalam bentuk pemberian izin maupun nilai investasi, memang telah meningkat pesat. Sebagai contoh, aliran dana asing yang masuk dalam bentuk PMA naik dari USD 13,4 miliar pada tahun 2010 menjadi USD 18,6 miliar pada tahun 2011. Jumlah dana di lembaga keuangan khususnya perbankan Indonesia yang belum mampu dimanfaatkan sektor riil masih besar. Kelebihan likuiditas inilah yang selama ini terpaksa diserap oleh Bank Indonesia ( BI ), yang dewasa ini berjumlah sekira RP 430 triliun.
#SENTANA

Tugas Pancasila 4


Kemenhub Lakukan Audit Perusahaan Otobus
           
            Kemenhub akan melakukan audit keselamatan terhadap beberapa perusahaan otobus untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas bus antar kota akhir – akhir ini, khususnya untuk angkutan antar kota antar provinsi, terutama di beberapa provinsi yang tingkat kecelakaannya tinggi. Arahan untuk melakukan audit tersebut diberikan langsung oleh Menteri Perhubungan dan akan dilakukan di provinsi yang mengalami kecelakaan lalu lintasterbanyak seperti Jawa Timur. Evaluasi internal itu diharapkan oleh Kepala Negara dilakukan secara menyeluruh di Kementerian Perhubungan. Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia, sejak bulan Januari hingga pertengahan Februari 2012 setiap hari rata – rata sebanyak 35 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas.
            Jumlah kecelakaan lalu lintas sejak Januari hingga pertengahan Februari 2012 tercatat sebanyak 9.884 kasus yang menyebabkan 1.547 orang tewas, 2.562 orang luka berat, dan 7.564 orang luka ringan. Jenis kendaraan yang paling banyak mengalami kecelakaan adalah sepeda motor sebanyak 9.555 unit, mobil penumpang 1.357 unit, dan bus sebanyak 207 unit. Peristiwa terakhir terjadi melibatkan sebuah bus jurusan Surabaya – Yogyakarta yang menewaskan empat orang dan melukai 28 orang di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
#SENTANA

Tugas Pancasila 3


DPR Minta Pemerintah Percepat APBN-P 2012

            Untuk menghasilkan kebijakan energi yang jelas, pemerintah wajib mempercepat penyusunan APBN perubahan APBN-P 2012. Persentase antara subsidi dan APBN tak lagi seimbang, terkait kebijakan energi yang ditempuh menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah jadi terserah pemerintah mau naik atau adanya pembatasan. Pemerintah harus memikirkan konsekuensi dari setiap kebijakan yang diambil. Jika nantinya, pemerintah tidak berani menaikkan harga sehingga mengakibatkan subsidi membengkak, secara otomatis pemerintah harus meningkatkan penerimaan pajak.
            Upaya menggenjot pertumbuhan pajak harus dengan hati – hati, jangan sampai konsumsi turun dan pertumbuhan ekonomi terganggu. Asumsi – asumsi yang digunakan dalam APBN 2012 sudah banyak berubah, apalagi saat ini ada penghentian ekspor minyak Iran ke sejumlah negara Eropa. Saat ini perubahaan asumsi – asumsi APBN 2012 sudah berubah jauh di atas 10 %. Dalam APBN 2012 disebutkan asumsi harga minyak US$ 90 per barrel, sedangkan harga minyak jenis brent saat ini telah mencapai US$ 115. Adanya penyesuaian terhadap jumlah lifting minyak dalam APBN-P 2012, harus realistis dengan menyesuaikan lifting dan harga Indonesia Crude Price ( ICP ).
#SENTANA

Tugas Pancasila 2


APBN PERUBAHAN
Target Pajak Akan Diturunkan

          Pemerintah berencana menurunkan target penerimaan pajak dan menaikkan target penerimaan nonpajak. Rencana ini akan dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012 yang pengajuannya akan dipercepat awal Maret guna merespons perkembangan situasi perekonomian mutakhir. Persiapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan ( APBN-P ) terus dilakukan, pengajuannya kemungkinan akan dipercepat.
            Perubahan tidak sebatas dilakukan pada asumsi ekonomi makro, tetapi juga secara menyeluruh. Hal itu meliputi bagian – bagian pada penerimaan ataupun pengeluaran. Pada APBN-P 2012, penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp. 1.032,6 triliun, atau lebih besar dibandingkan dengan realisasi pada 2011 sebesar Rp. 872,5 triliun. Sementara target penerimaan negara bukan pajak 2012 sebesar Rp. 278 triliun, atau lebih rendah ketimbang realisasi tahun 2011 sebesar Rp. 324,3 triliun. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun 2012 secara langsung akan memengaruhi penerimaan pajak. Penurunan diperkirakan terjadi pada Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak Penghasilan ( PPh ) badan.
#KOMPAS

Tugas Pancasila 1

KETAHANAN ENERGI
Mimpi Swasembada BBM

PT Pertamina menargetkan swasembada bahan bakar minyak bisa terwujud tahun 2018 demi meningkatkan ketahanan energi nasional. Indonesia akan terbebas dari ketergantungan terhadap impor BBM untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang terus meningkat. Sementara kebutuhan nasional telah mencapai 56 juta kiloliter per tahun dan terus meningkat dengan laju konsumsi rata – rata 4 % per tahun. Dengan tingkat kebutuhan nasional itu, premium dari kilang pertamina hanya memenuhi 54 % dari kebutuhan dan produk solar memenuhi 86 % dari total kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan BBM secara nasional yang terus meningkat sulit mengandalkan kilang – kilang pertamina yang rata – rata dibangun sejak tahun 1970 – 1980.
Namun, rencana pembangunan kilang baru yang telah diwacanakan sejak lama tak kunjung terealisasi sehingga melanggengkan ketergantungan terhadap impor BBM dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak di Tanah Air. Minimnya insentif kilang dan dukungan pendanaan menandakan ketahanan energi belum menjadi prioritas.
Untuk meningkatkan kemampuan operasi dan margin kilang yang sudah ada, manajemen pertamina berencana mengeksekusi proyek – proyek pendukung langsung operasi kilang yang ada saat ini. Salah satunya adalah proyek Residual Fluid Catalytic Cracking ( RFCC ) Cilacap dengan nilai investasi 1,4 miliar dollar AS yang mulai di garap akhir desember lalu. Proyek itu untuk meningkatkan produksi BBM, khususnya bahan bakar dengan oktan tinggi dan memiliki kualitas lebih tinggi ( Euro IV Spec ) serta memperbaiki margin kilang pengolahan IV Cilacap secara keseluruhan. Dengan beroperasinya proyek itu, volume produksi gasolin diharapkan meningkat 1,9 juta kiloliter per tahun, menambah produksi elpiji 352.000 ton per tahun, dan memproduksi propylene142.000 ton per tahun sebagai bahan baku petrokimia industri plastik.
Kompleks kilang pengolahan pertamina dibangun tahun 1974 dan kompleks kedua dibangun tahun 1981. Kilang itu memiliki kapasitas produksi terbesar dari kilang pertamina lain, yaitu 348.000 barrel per hari, setara 35 % dari total kapasitas kilang pertamina. Pertamina juga akan membangun dua kilang baru dengan kapasitas masing – masing 300.000 barrel minyak mentah per hari, yakni Kilang Balongan Baru, Indramayu, berkapasitas produksi BBM 9,6 juta kiloliter ditargetkan mulai beroperasi tahun 2017. Adapun Kilang Tuban, Jawa Timur, akan mulai produksi BBM 8,29 juta kiloliter tahun 2018.
Targetnya, produksi BBM yang sebelumnya 41 juta kiloliter per tahun bertambah manjadi 66,7 juta kiloliter per tahun. Namun, sejauh ini calon investor masih menunggu insentif kilang dari pemerintah mengingat margin kilang relatif kecil, sedangkan kebutuhan investasi untuk membangun kilang baru mencapai 9 miliar dollar AS. Ketidakjelasan insentif ini dikhawatirkan membuat investor mengalihkan investasinya ke negara lain. Belum lagi persoalan pembebasan lahan yang terganjal oleh melambungnya harga tanah di lokasi proyek. Jika persoalan itu tidak kunjung diatasi, mimpi berswasembada BBM sulit diraih.
#KOMPAS