KETAHANAN ENERGI
Mimpi Swasembada BBM
PT Pertamina menargetkan swasembada bahan bakar minyak bisa terwujud tahun 2018 demi meningkatkan ketahanan energi nasional. Indonesia akan terbebas dari ketergantungan terhadap impor BBM untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri yang terus meningkat. Sementara kebutuhan nasional telah mencapai 56 juta kiloliter per tahun dan terus meningkat dengan laju konsumsi rata – rata 4 % per tahun. Dengan tingkat kebutuhan nasional itu, premium dari kilang pertamina hanya memenuhi 54 % dari kebutuhan dan produk solar memenuhi 86 % dari total kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan BBM secara nasional yang terus meningkat sulit mengandalkan kilang – kilang pertamina yang rata – rata dibangun sejak tahun 1970 – 1980.
Namun, rencana pembangunan kilang baru yang telah diwacanakan sejak lama tak kunjung terealisasi sehingga melanggengkan ketergantungan terhadap impor BBM dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak di Tanah Air. Minimnya insentif kilang dan dukungan pendanaan menandakan ketahanan energi belum menjadi prioritas.
Untuk meningkatkan kemampuan operasi dan margin kilang yang sudah ada, manajemen pertamina berencana mengeksekusi proyek – proyek pendukung langsung operasi kilang yang ada saat ini. Salah satunya adalah proyek Residual Fluid Catalytic Cracking ( RFCC ) Cilacap dengan nilai investasi 1,4 miliar dollar AS yang mulai di garap akhir desember lalu. Proyek itu untuk meningkatkan produksi BBM, khususnya bahan bakar dengan oktan tinggi dan memiliki kualitas lebih tinggi ( Euro IV Spec ) serta memperbaiki margin kilang pengolahan IV Cilacap secara keseluruhan. Dengan beroperasinya proyek itu, volume produksi gasolin diharapkan meningkat 1,9 juta kiloliter per tahun, menambah produksi elpiji 352.000 ton per tahun, dan memproduksi propylene142.000 ton per tahun sebagai bahan baku petrokimia industri plastik.
Kompleks kilang pengolahan pertamina dibangun tahun 1974 dan kompleks kedua dibangun tahun 1981. Kilang itu memiliki kapasitas produksi terbesar dari kilang pertamina lain, yaitu 348.000 barrel per hari, setara 35 % dari total kapasitas kilang pertamina. Pertamina juga akan membangun dua kilang baru dengan kapasitas masing – masing 300.000 barrel minyak mentah per hari, yakni Kilang Balongan Baru, Indramayu, berkapasitas produksi BBM 9,6 juta kiloliter ditargetkan mulai beroperasi tahun 2017. Adapun Kilang Tuban, Jawa Timur, akan mulai produksi BBM 8,29 juta kiloliter tahun 2018.
Targetnya, produksi BBM yang sebelumnya 41 juta kiloliter per tahun bertambah manjadi 66,7 juta kiloliter per tahun. Namun, sejauh ini calon investor masih menunggu insentif kilang dari pemerintah mengingat margin kilang relatif kecil, sedangkan kebutuhan investasi untuk membangun kilang baru mencapai 9 miliar dollar AS. Ketidakjelasan insentif ini dikhawatirkan membuat investor mengalihkan investasinya ke negara lain. Belum lagi persoalan pembebasan lahan yang terganjal oleh melambungnya harga tanah di lokasi proyek. Jika persoalan itu tidak kunjung diatasi, mimpi berswasembada BBM sulit diraih.
#KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar